Header news

✒️ |

Umi Lailatus Sa’adah, Mahasiswi Lulusan Terbaik Yudisium Periode IV 2025 FITK UIN Malang

Afgnews - Di balik sorotan lampu dan tepuk tangan hangat dalam Yudisium IV Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, berdiri seorang perempuan muda dengan senyum tenang dan mata yang menyimpan ribuan cerita. Umi Lailatus Sa’adah, mahasiswi Magister Pendidikan Matematika yang hari itu bukan hanya dinyatakan lulus, tapi juga dinobatkan sebagai lulusan terbaik dalam tiga kategori: akademik (IPK), non-akademik (Prestasi), dan hafidzah 30 juz.
Namun, di balik pencapaian gemilang itu, ada perjalanan panjang yang tidak selalu mulus. “Saya pernah merasa lelah, bahkan ingin menyerah,” ujar Umi, saat diwawancarai usai prosesi yudisium. Ia tidak mengatakannya dengan nada dramatis, melainkan dengan ketulusan yang membuat siapa pun yang mendengarnya ikut merenung. Umi bukan mahasiswi biasa. Ia menempuh jalur fast track untuk program magister, setelah sebelumnya menyelesaikan dua gelar sarjana sekaligus: S1 Tadris Matematika dan S1 Ma’had Aly. Di tengah kesibukan akademik, ia juga aktif sebagai bendahara di HMPS dan DEMA fakultas. Dan di sela-sela itu, ia menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Qur’an.
Ia mengaku bahwa kunci utamanya adalah manajemen waktu dan mental. “Saya tidak pernah memaksakan semuanya harus sempurna. Tapi saya berusaha konsisten. Kalau capek, saya istirahat. Kalau bingung, saya minta nasihat. Dan yang paling penting, saya tidak pernah berhenti berdoa,” tuturnya. Bagi Umi, ilmu dunia dan ilmu agama bukan dua hal yang saling bertentangan. Justru keduanya harus berjalan beriringan. Prinsip ini ia pegang teguh sejak awal kuliah, dan menjadi fondasi dalam setiap keputusan yang ia ambil. “Saya ingin jadi pendidik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga punya nilai spiritual yang kuat,” ucapnya.
Yudisium IV FITK hari itu juga menghadirkan sesi tambahan berupa sosialisasi sertifikasi profesi dari Dita Computer Malang, sebagai bentuk komitmen kampus dalam membekali lulusan dengan keterampilan yang relevan di dunia kerja. Tapi bagi Umi, bekal terpenting bukan hanya sertifikat atau gelar, melainkan nilai-nilai yang ia bawa dari proses panjang yang telah ia lalui. Kini, setelah resmi menyandang gelar magister, Umi tidak ingin berhenti. Ia ingin terus belajar, mengajar, dan menginspirasi. “Saya percaya bahwa setiap orang punya potensi luar biasa. Tapi potensi itu hanya akan muncul kalau kita berani bermimpi dan berani berjuang,” tutupnya.
Baca juga: Yudisium IV FITK UIN Malang Kukuhkan 584 Lulusan, Sejumlah Mahasiswa Raih Penghargaan

 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.