Header news

✒️ |

Literasi Finansial dan Digital: Membangun Generasi Melek Keuangan dan Mandiri Karir Masa Depan

 

Afgnews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar seminar nasional Financial Literacy for Youth di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya, Malang, Senin (6/10/2025). Acara ini diikuti ratusan peserta muda dari berbagai kampus dan komunitas untuk memperkuat literasi keuangan sekaligus membangun kesadaran pentingnya kemandirian finansial sejak dini.

Seminar ini menghadirkan narasumber kunci dari berbagai bidang, mulai dari pejabat publik hingga tokoh inspiratif. Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, serta Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., menjadi keynote speakers. Keduanya menekankan pentingnya sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan sektor keuangan dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan ekonomi masa depan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yunita [1] Isu literasi finansial memang tidak bisa dilepaskan dari pemahaman dasar tentang bagaimana seseorang mengelola kompensasi yang diterimanya. Seperti dijelaskan dalam sebuah penelitian, kompensasi finansial maupun non-finansial sama-sama berpengaruh terhadap kinerja individu. Artinya, pengelolaan finansial bukan hanya soal angka, tetapi juga berkaitan erat dengan kepuasan, motivasi, dan produktivitas seseorang di dalam organisasi.

Farid Faletehan, Kepala OJK Malang, dalam pemaparannya menegaskan bahwa rendahnya literasi keuangan menjadi hambatan serius bagi anak muda. Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan indeks literasi keuangan berada di angka 66,46%, sementara inklusi keuangan mencapai 80,51%. “Angka ini menunjukkan adanya gap 14,05%. Artinya, banyak masyarakat sudah mengakses layanan keuangan tetapi belum memahami secara penuh bagaimana mengelolanya,” ungkap pak Farid.

Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, turut memberi pesan penting bagi generasi muda. Ia menekankan bahwa kemandirian finansial harus dipahami secara luas, tidak sekadar terkait karier. “Pemahaman keuangan yang baik dan mandiri finansial di era kini sangat penting. Karena kemandirian finansial bukan hanya tentang karir yang cemerlang, tetapi juga pengembangan keterampilan serta persiapan masa depan,” ujarnya.

Gedung Samantha Krida tampak penuh dengan mahasiswa, komunitas bisnis muda, hingga pelaku UMKM yang antusias menyimak materi. Diskusi interaktif semakin memperkaya wawasan, dengan berbagai pertanyaan seputar investasi, manajemen risiko, dan tips mengatur gaji pertama. Narasumber menegaskan pentingnya memulai langkah kecil namun konsisten dalam membangun kebiasaan finansial sehat.

Dalam penutupan, panitia menegaskan bahwa Financial Literacy for Youth bukan hanya acara seremonial, melainkan bagian dari gerakan berkelanjutan. OJK bersama mitra strategis berkomitmen memperluas program ini ke berbagai kampus dan komunitas di seluruh Indonesia. “Harapan kami, generasi muda tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara finansial,” tegas Farid Faletehan.

 [1] Mimin, Yunita. Pengaruh Kompensasi Finansial dan Non Finansial terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Area Garut. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, Vol. 2, No. 2, 2017, hlm. 183–190.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.